2009/02/11

PSDM BEM FKM


Arti harapan yang penuh keikhlasan…..
(teruntuk Keluarga Baru BEM FKM Unair 2009)

Dalam redup kehidupan ternyalakan lilin kesegaran yang mampu meniup angin kesedihan..
Terucap kata yang basah penuh ma’rifahp..
Terusung sebuah hamparan kata-kata…
Yang mengoyakkan jiwa –jiwa yang dahaga akan kasih sayang-Nya..
Sebuah realita yang mengisahkan goresan luka ….
Kandas….
Kandas akan sebuah arti keabsahan hidup..
Menuju robekan balkon hati yang penuh dengan kesucian….
Di tahun awal yang penuh dengan semangat impian..
Tercurahkan dalam sebuah rumah kecil yang meruang dalam hati…
1,2 bahkan 100 jiwa baru..
Mencoba hadir memajukan sebuah impian yang lama terpendam akan amarah, suka dan bahagia..
Ya dirumah kecil ini, di sudaut kotak tak berarah..
Ku menaruh beribu harapan yang akan bisa mengubah impiaan menjadi nyata…
BEM FKM 2009..
Sebuah kata yang berharga dan tak bisa hilang tanpa asa…
Ku ukir harapan itu..
Bersama temen BPH yang terpilih karena keajaiban dari-Nya yang mampu mengoyakkan realita..
Sembah sujudku…untuk Sang pencipta..
Kan ku syukuri kehadiran ciptaan-Nya melalui ruang mungil yang berbalkon kesetiaan dan keikhlasan..
Semangat baru, semangatku dan semangat seluruh keluarga besar BEM FKM Uanir 2009..
Kontributif, konstruktif dan progresif…..
Hidup Mahasiswa!!!!!!!!!


(selamat Bergabung menuju generasi intelektual yang lebih berarti untuk Tuhan, Bangsa dan Almamter).
By Umi Khoirun N
PSDM BEM FKM UNAIR

1 comment:

  1. terima kasih komentarnya mbak ... di "passing over dan menggagas para pemikir bebas".

    "Jawaban sepintas penulis temukan ketika berdiskusi dengan salah satu kader KAMMI, yakni Sdr. Khoirurrizqo. Pengkaderan dalam KAMMI tidak berbeda jauh dengan gerakan mahasiswa yang lain. Hanya saja, dalam pengkaderan tahap awal, biasanya kader akan diberikan referensi gagasan yang sudah ditentukan, misal; Hasan al-Banna, Sayyid Quthb, Anwar Jundi dan sebagainya. Biasanya kader menemukan referensi lain, yang sifatnya suplemen dan di luar tradisi KAMMI secara individual.

    Sdr. Khoirurrizqo juga mengakui bahwa KAMMI mengidap kemandulan pemikiran. Pergulatan ide tidak terjadi seliar atau sebebas seperti yang terjadi ada PMII, HMI atau gerakan mahasiswa yang lain. Menurutnya, ini lebih disebabkan oleh arahan KAMMI Pusat (Jakarta) yang sangat dominatif. Dia juga menceritakan bagaimana KAMMI wilayah Makasar ketika melakukan advokasi buruh justru mendapat kritik atau peringatan keras dari KAMMI Pusat. Padahal, menurut Sdr. Khoirurrizqo, advokasi buruh secara esensial merupakan praksis perjuangan yang juga sangat islami.

    Selain itu, Sdr. Khoirurrizqo juga menyatakan bahwa KAMMI terlalu berorientasi kepada struktur atau penguasaan pemerintahan mahasiswa. Sehingga mereka sedikit mempunyai jaringan kerja dengan lembaga-lembaga lain yang sifatnya multikultural. Menurutnya, kecenderungan ini berbeda dengan KAMMI yang ada di wilayah Yogyakarta. KAMMI di Yogyakarta yang cukup membasis, mereka juga sering melakukan diskusi dengan Insist atau lembaga-lembaga pengkajian yang lain. Sehingga pada sistem berpikir dan gagasan pun berbeda dengan KAMMI Purwokerto, apalagi Jakarta.

    Ketika penulis menanyakan kenapa kader KAMMI cenderung berpikir monolitik dan makmuman, secara apologetis Sdr. Khoirurrizqo menyatakan bahwa inilah perbedaan Kesatuan dengan Himpunan, Pergerakan atau lainnya. Meskipun demikian, penulis rasa jawaban Sdr. Khoirurrizqo bukan sebuah jawaban yang serius atau prinsipil. Lebih merupakan permakluman atau mungkin dalam kerangka bercanda."

    kutipan paragraf panjang di atas merupakan hasil diskusi dengan kader KAMMI di Purwokerto. beliau termasuk kader yang sangat potensial, baru beberapa minggu yang lalu pulang dari ASEAN. namun diskusi itu sudah terjadi satu atau dua tahun yang lalu.

    dalam tulisan saya, di awal paragraf saya sudah mengingatkan bahwa tulisan itu merupakan hasil pengamatan saya di Purwokerto terhadap KAMMI Purwokerto. mungkin KAMMI di UNAIR mempunyai karakter yang berbeda. dan hal ini biasa-wajar, karena konteks (ke-ada-an) mempengaruhi cara berpikir-bersikap (ada). bisa sangat mungkin KAMMI Jogja berbeda dengan Jakarta.

    dan perlu sampeyan ketahui, setelah tulisan ini saya upload, saya kirim (via SMS) URL blog beserta judulnya ke beberapa kader KAMMI. ironisnya, sama sekali tak satupun ada kader KAMMI yang memberi klarifikasi, bahwa amatan saya salah atau betul.

    demikian mbak ...

    ReplyDelete